Sabtu, 25 Juni 2011

Indera Keenam

Manusia memiliki lima indera, kita semua tahu itu. Kita memiliki mata sebagai indera penglihatan, telinga sebagai indera pendengaran, hidung sebagai indera pembau, lidah sebagai indera pengecap, dan kulit sebagai indera peraba.

Tetapi beberapa orang meyakini adanya suatu indera spesial lainnya yang disebut indera keenam. Katanya, melalui indera ini, orang bisa meramalkan masa depan. Tapi kita tidak akan membahas itu di sini. Tulisan ini akan membahas "indera keenam" yang dimiliki Orang Kristen. Benarkah ada? Apa itu?



Tunda dulu pertanyaan itu dan mari simak beberapa kisah.

Kisah pertama yaitu ketika Tuhan Yesus mengajar ribuan orang, lalu Ia menyuruh murid-murid-Nya memberi makan ribuan orang itu ketika menjelang petang. Ternyata tidak ada makanan yang cukup, hanya ada lima roti dan dua ikan. Kita semua pasti mengenal kisah ini. Selanjutnya kita tahu, bahwa lima roti dan dua ikan tadi dimultiplikasi oleh Tuhan Yesus untuk diberi makan ribuan orang tadi, dan masih sisa 12 bakul! Setelah dihitung, ada 5000 orang laki-laki yang makan pada saat itu. Bayangkan, 5000 masih belum termasuk perempuan dan anak-anak. Saya yakin pasti pada saat itu pasti ada sekitar belasan bahkan puluhan ribu orang! Dan semuanya diberi makan hanya dengan lima roti dan dua ikan.

Kisah selanjutnya masih dengan peristiwa yang mirip. Tidak lama setelah peristiwa di atas, Tuhan Yesus kembali memberi makan 4000 orang hanya dengan tujuh roti dan beberapa ikan kecil, dan sisanya ada tujuh bakul! Sekali lagi, 4000 orang yang terhitung hanya laki-laki.

Tetapi ternyata kedua peristiwa ini masih belum memberikan kesan berlebih kepada murid-murid Yesus. Tidak lama setelah peristiwa dengan 4000 orang tadi, Yesus dan murid-murid-Nya berleyar ke seberang danau. Ternyata kali ini pun mereka kekurangan makanan, hanya ada satu roti untuk mereka di perahu.

"Berhati-hatilah terhadap ragi orang Farisi dan Herodes," kata Yesus. (Mrk 8:15)

Murid-murid salah memahami perumpamaan ini! Mereka terlalu terfokus tentang kekurangan makanan dalam perahu, sampai-sampai mereka menyalahartikan perumpamaan ini. Di sinilah Tuhan Yesus mengubah topik perumpamaan-Nya. Ia yang tadinya ingin memperingatkan soal ajaran orang Farisi dan Herodes, malah mengubah topik pembicaraan-Nya dan menegur para murid-Nya.

"Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi," kata Tuhan Yesus. (Mrk 8:18)

Lalu Yesus mengingatkan mereka kembali pada peristiwa dengan 5000 dan 4000 orang tadi. Apa yang dilihat murid-murid, apa yang mereka dengar, apa yang mereka alami, atau dengan kata lain, apa yang mereka rasakan dengan panca indera mereka pada peristiwa dengan 5000 dan 4000 orang tadi, masih belum dapat menumbuhkan iman mereka.

Itulah apa yang saya maksudkan dengan "indera keenam" Orang Kristen: Iman, yang saya sebut sebagai "indra kepercayaan." Murid-murid ketika di dalam perahu gagal dengan yang satu ini. Semua peristiwa mujizat yang mereka alami di belakang masih belum dapat menumbuhkan iman mereka; mereka masih khawatir soal makanan setelah semua peristiwa memberi makan 5000 dan 4000 orang! Padahal seharusnya, tanpa pernah kita lihat sebelumnya, tanpa kita alami atau rasakan sebelumnya pun, asal kita percaya, maka kita sudah memiliki iman itu (bdk. Ibr 11:1).

Bagaimana dengan pengalaman kita masing-masing? Mujizat apa yang sudah kita alami sebelumnya? Tidak usah yang heboh; Anda menghembuskan nafas detik ini dan masih bisa menarik nafas lagi berikutnya, itupun sudah suatu mujizat yang luar biasa: Anda masih diberi kehidupan! Lalu mengapa Anda masih juga khawatir dengan semua masalah Anda? Milikilah iman itu. Semua peristiwa besar yang dilakukan Tuhan di belakang, semua yang telah kita alami, membuat kita yakin bahwa Tuhan pasti akan sanggup melakukan hal yang sama dengan semua masalah yang kita alami saat ini.
* * *

Tidak ada komentar: