Senin, 31 Oktober 2011

31 Oktober

31 Oktober bisa dikatakan adalah tanggal bersejarah bagi umat Kristen di seluruh dunia, baik Katolik maupun Protestan, antar denominasi apapun. Terkait peristiwa apa? Orang bisa mengaitkan tanggal ini pada 31 Oktober 1517, ketika Martin Luther memulai reformasinya dengan 95 dalil yang terkenal itu.

"Itu kan tanggal perpecahan?" mungkin demikian kata beberapa orang, "Membahasnya hanya akan memunculkan masalah lebih lanjut."

Ya, memang. Tapi tidak pernahkah Anda mendengar apa yang terjadi 31 Oktober 1999?


Minggu, 16 Oktober 2011

Ajarlah Kami Berdoa


Sebuah misteri yang luar biasa, bagaimana manusia bisa berkomunikasi dengan Penciptanya. Tuhan adalah sosok yang tidak kelihatan tapi kita yakin bahwa Ia ada. Lalu bagaimana berkomunikasi dengan-Nya?
Baiklah, komunikasi satu arah mungkin saja terjadi: kita yang mendominasi percakapan. Kita berbicara kepada Tuhan ibarat menulis surat yang ditujukan pada Tuhan. Lalu bagaimana balasan-Nya? Mungkinkah kita mendengarkan suara-Nya? Kalau sosok-Nya saja tidak tampak, bagaimana dengan suara-Nya? Pertanyaan lebih dalam pun muncul: mungkinkah komunikasi dua arah bisa terjadi dengan Tuhan?
Atau mungkinkah terkabulnya suatu permohonan sudah merupakan jawaban dari Tuhan; sudah mewakili suara Tuhan dalam komunikasi ini?

Senin, 10 Oktober 2011

Akhir Zaman

Woaah... Sepertinya topik yang sangat berat. Tidak hanya berat, juga kontroversial! Beberapa orang yang mengenal saya mungkin akan heran: tidak biasanya saya mengeluarkan tulisan-tulisan seperti ini. Apakah saya yakin mau membahas topik itu di sini? Jawabannya: ya, saya yakin!

Memangnya ada apa sih, kok, seolah-olah Orang Kristen banyak menghindari topik tentang "Akhir Zaman" ini? Saya akan memberikan beberapa argumen saya, kira-kira, mengapa Orang Kristen seolah-olah "alergi" dengan topik-topik sejenis ini.

Pertama, banyak gereja yang menggunakan topik ini untuk menakut-nakuti jemaatnya. Mohon maaf, tapi blakblakan saja: hal seperti ini jelas-jelas terjadi. Dengan sikap seperti ini diharapkan jemaat akan semakin memenuhi ruangan ibadah.

"Bertobatlah! Karena Tuhan Yesus sudah mau datang!"

Tidak salah, memang, tapi motivasi jemaat untuk beribadah akan berubah. Jemaat akan datang beribadah lebih dengan perasaan ketakutan akan penghukuman itu, ketimbang melihat esensi bahwa ibadah sebenarnya kebutuhan mereka. Akibatnya, jemaat yang gerah dengan "ancaman-ancaman" seperti itu akan merasa tidak nyaman ketika membicarakan topik ini.

"Jangan mengajakku lagi ke gereja itu! Di sana mereka hanya membicarakan tentang kiamat seolah mereka sudah putus asa dan merasa tidak akan ada hari esok lagi."

Dalam hal ini, gereja menanamkan pemahaman yang salah kepada jemaatnya. Motivasi awalnya memang baik, tapi tidak disampaikan dengan benar sehingga menjadi jerat bagi gereja itu sendiri.

Di sisi lain, saya juga melihat banyak gereja yang justru menghindari topik-topik semacam ini. Mereka tidak ingin menghantui jemaat mereka dengan cerita-cerita tentang langit yang runtuh, bumi yang hancur, dan sebagainya. Akibatnya, pemahaman jemaat mereka dangkal dan mereka dengan mudah disesatkan ketika ada ajaran yang menyimpang terkait topik ini.

Saya juga melihat ada gereja yang melihat topik akhir zaman sebagai "puzzle" yang harus dipecahkan. Mereka -- dengan pemahaman Alkitab yang dangkal, menurut saya -- mengaitkan ayat-ayat satu sama lain, mencari kecocokannya, dan membuat skenario akhir zaman mereka sendiri. Mereka bahkan bisa menceritakan urut-urut kejadiannya: apa yang akan terjadi setelah apa, mulainya kira-kira kapan, berapa lama masanya, dan seterusnya....

Salah satu yang kadang menjebak adalah isi Kitab Wahyu. Orang-orang dengan pemahaman Alkitab yang dangkal, seperti yang telah saya katakan di atas, sering membaca Kitab Wahyu dengan melihat konteks masa depan dan mengabaikan konteks awal penulisan kitab ini. Mereka melupakan (atau bahkan tidak mengetahui sama sekali!) tujuan awal penulisan kitab ini. Jadilah, dengan ketidakmengertian mereka itu, kitab ini menjadi teka-teki bagi mereka, seolah-olah ada kode-kode rahasia yang tersimpan di balik tulisan-tulisan Yohanes ini. Membaca Kitab Wahyu memang tidak semudah yang Anda kira. (banyak-banyaklah mempelajari sejarah penulisan Alkitab untuk lebih memahami hal ini!)

Dengan banyaknya penyimpangan-penyimpangan seperti inilah menyebabkan Orang-Orang Kristen menghindar dari topik akhir zaman; entah karena mereka tidak mau terpengaruh ajaran yang mereka anggap sesat, atau mungkin mereka memang tidak mau tahu.

Ah, dari tadi rasanya saya hanya membahas pandangan-pandangan lain tentang akhir zaman ini. Lantas bagaimana dengan pandangan saya sendiri? Anda Mungkin ingin menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada saya:

"Apakah Anda percaya masa itu akan tiba dan Tuhan Yesus benar-benar akan datang?"
Ya, Tuhan Yesus sendiri yang mengatakannya.

"Apakah Anda percaya, pada masa itu bumi benar-benar akan musnah?"
Ah, ya, Alkitab juga mengatakan itu dan tidak mungkin saya meragukannya.

"Lalu bagaimana dengan semua prosesnya? Anda tahu, ada sangakala, bencana, dan...."
Hei, hei.... Tahan dulu pertanyaan itu! Bukan bermaksud meragukan semua yang tertulis di Alkitab, tapi kita tidak benar-benar mengetahui apa yang ada di pikiran Tuhan, bukan?

Yang saya yakini adalah seperti ini: tidak peduli betapa pun sukarnya memahami semua proses dan ilustrasi yang dituliskan di Alkitab itu, tapi yang jelas semua pasti akan terjadi dan akan sampai pada akhirnya. Jadi, alih-alih mendebatkan semua proses itu, saya mempersiapkan diri untuk akhirnya: bagaimana saya bisa selamat pada akhirnya nanti.

Sebuah tulisan menarik dituliskan oleh Petrus.  2 Petrus 3 kadang dijadikan salah satu bahan "puzzle" oleh orang-orang yang sudah saya ceritakan di atas. Tapi saya membacanya dengan cara yang berbeda.

Petrus memang menuliskan tentang peristiwa akan munculnya pengejek-pengejek (ay. 2) dan kehancuran dunia (ay. 10) tapi semua itu bukan intinya. Inti dari pasal ini ada dalam ayat 11:

Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup

Coba baca sekali lagi: betapa suci dan salehnya kamu harus hidup!

Tidak peduli peristiwa-peristiwa apa yang akan terjadi menjelang akhir zaman itu, tapi kita yakin masa itu akan sangat sulit dan kita bisa melewatinya dengan hidup benar di hadapan Tuhan.

Satu tambahan terakhir. Ternyata tidak zaman sekarang saja orang suka memutarbalikkan pemahaman Alkitab. Hal itu sudah terjadi sejak zaman Petrus, bagaimana orang-orang memutarbalikkan tulisan Paulus dan tulisan-tulisan lainnya, tetapi itu justru membawa kebinasaan bagi mereka sendiri (ay. 14).

Jadi saran saya: mengapa harus mengutak-atik ayat-ayat Alkitab hanya karena penasaran dengan akhir zaman itu? Sikap seperti itu jelas hanya membuktikan bahwa orang yang melakukannya sangat kuatir dan tidak kuat iman. Cukup jalani saja semuanya dengan suci dan saleh dan nantikan happy ending pada akhir kisah dunia ini.

Jumat, 07 Oktober 2011

Meninggalkan Kekuatiran


Setelah risiko, kuatir juga termasuk produk ketidakpastian di masa depan. Tapi mungkin lebih tepatnya, kekuatiran itu muncul karena ketakutan seseorang ketika mengambil risiko untuk masa depannya.
Takut, itu kata kuncinya! Takut gagal, takut rugi, takut ditertawakan, takut dilecehkan, takut tidak dicintai, takut kalah, takut sakit, takut celaka. Banyak banget daftar ketakutan yang bisa kita buat.
”Okelah, gue ngambil A. Gue udah meyakinkan diri gue untuk mengambil risiko dengan memilih A. Gue udah ngejalaninnya, tapi gue masih cemas dengan hasil akhirnya. Berhasil atau gagalkah? Untung atau rugikah?”