Rabu, 30 Mei 2012

Bahasa Roh


Perhatian: Tulisan ini mungkin bersifat keras bagi beberapa orang dan mungkin akan bertabrakan dengan doktrin beberapa gereja. Tulisan ini semata dihasilkan berdasarkan penelusuran secara alkitabiah dan melalui pendalaman Alkitab tanpa bermaksud menyinggung pihak tertentu. Dibutuhkan kebijaksanaan para pembaca.

Saya berpikir tentang topik ini pada hari Pentakosta tahun 2012. Hari Pentakosta biasanya identik dengan Roh Kudus. Tapi, saya berpikir, bagaimana sebenarnya Roh Kudus itu? Misteri Roh Kudus adalah sama seperti misteri Tuhan yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan akal pikiran manusia.
Salah satu topik tentang Roh Kudus yang banyak dibicarakan dan sering menjadi bahan kontroversi antar denominasi gereja adalah Bahasa Roh. Pokok pikiran tulisan ini sebenarnya sudah sangat lama terlintas di benak saya, tetapi saya membutuhkan waktu untuk mengadakan pendalaman dan perenungan Alkitab serta mencari beberapa sumber yang saya anggap relevan.
Dalam tulisan ini, saya sedapat mungkin bersifat netral dan tidak memihak denominasi gereja mana pun. Tulisan ini saya hasilkan murni dari pengembangan pokok pikiran yang saya maksud di atas disertai pendalaman dan perenungan Alkitab ditambah pengalaman dan pergaulan saya di beberapa denominasi gereja.
Dan inilah hasilnya, yang saya bagi menjadi empat pemikiran tentang bahasa roh.

Senin, 28 Mei 2012

Move On


Mereka yang pernah menjalani hubungan asmara dengan seseorang, lalu kemudian ditinggalkan oleh kekasihnya itu pasti akrab dengan kata satu ini. Ya, kurang lebih, kata ini mengingatkan mereka untuk terus maju, jangan mengungkit-ungkit dan mengingat-ingat si mantan kekasih itu lagi. Kata ini memotivasi mereka untuk melupakan masa lalu itu, bahkan kalau perlu, menjalani hubungan yang baru lagi dengan orang lain.
Move on juga menjadi kata motivator yang kuat bagi orang-orang dengan masa lalu dengan kelam, seperti orang-orang dengan pengalaman broken home, atau mereka yang kehilangan pekerjaan, atau kegagalan-kegagalan lainnya.
Kekristenan juga mengajarkan move on. Secara spesifik, maksudnya, bukan move on bagi pemuda-pemuda Kristen yang putus cinta atau patah hati. Ini adalah move on yang lebih dalam dari itu, yang diajarkan Alkitab.
Tuhan Yesus pernah mengajar move on kepada seorang wanita pezinah yang dibawa kepada-Nya. “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi,” kata-Nya. (Yoh 8:11)
Tuhan Yesus mengajar wanita ini, bahwa ketika dosanya telah diampuni oleh Tuhan, ia harus melupakan semua dosa-dosa itu, jangan dihantui lagi oleh perasaan bersalah akan dosa masa lalu itu, dan yang lebih penting lagi, jangan kembali ke dosa itu. Ini adalah pelajaran move on yang pertama dari Alkitab: Jangan berbuat dosa lagi.
Pelajaran berikutnya datang dari Paulus. Paulus, yang dulu bernama Saulus, pernah menjadi orang yang sangat kejam bagi Orang-orang Kristen di zamannya. Tapi setelah ia dipanggil Tuhan, ia menyadari betapa busuknya kelakuannya dulu itu. Karena perbuatannya dulu itu,  bahkan menganggap dirinya paling hina dari antara semua rasul. (1 Kor 15:9)
Tapi apakah lantas ia hanya tinggal menyesali perbuatannya itu saja? Ternyata Paulus melupakan apa yang telah di belakangnya dan mengarahkan dirinya kepada apa yang ada di hadapannya. Ia juga berlari-lari kepada suatu tujuan (Fil 3:13-14). Paulus memiliki tujuan; ia yakin ia masih memiliki masa depan. Ini pelajaran kedua dari Paulus: Setelah meninggalkan dosa masa lalu, kembali arahkan pandangan ke depan, karena masih ada tujuan yang perlu dicapai.
Semoga dua pelajaran move on dari Alkitab ini bisa berguna dan membuat kita meninggalkan dosa-dosa di belakang kita. Selamat move on!