Senin, 31 Oktober 2011

31 Oktober

31 Oktober bisa dikatakan adalah tanggal bersejarah bagi umat Kristen di seluruh dunia, baik Katolik maupun Protestan, antar denominasi apapun. Terkait peristiwa apa? Orang bisa mengaitkan tanggal ini pada 31 Oktober 1517, ketika Martin Luther memulai reformasinya dengan 95 dalil yang terkenal itu.

"Itu kan tanggal perpecahan?" mungkin demikian kata beberapa orang, "Membahasnya hanya akan memunculkan masalah lebih lanjut."

Ya, memang. Tapi tidak pernahkah Anda mendengar apa yang terjadi 31 Oktober 1999?



Sebelum melangkah lebih jauh, mungkin kita bisa mencari tahu dulu apa yang menyebabkan perpecahan sekitar lima abad yang lalu itu? Sederhana, sebenarnya. Mereka pada zaman itu mempertanyakan: bagaimana sebenarnya manusia diselamatkan? Apakah hanya melalui iman dan anugerah? Atau perlu ditambah usaha manusia itu sendiri, seperti misalnya, perbuatan baik?

Martin Luther muncul pada zaman itu untuk mengkritik sikap Gereja yang terlalu menekankan perbuatan baik untuk dapat diselamatkan, sementara ia mengacu pada beberapa ayat di Alkitab bahwa manusia diselamatkan semata-mata hanya karena anugerah oleh iman. Perpecahan berlangsung lebih lanjut. Pengikut Luther memisahkan diri mereka dengan sebutan Protestan. Dalam perkembangan selanjutnya, kelompok Protestan ini terpisah-pisah lagi, memunculkan kelompok yang betul-betul jauh dari Katolik semula.

Tidak hanya itu. Kedua kubu saling melontarkan kutuk satu sama lain; mengecam apabila ada anggota mereka yang beralih atau apabila ada anggota mereka yang berhubungan, misalkan melalui pernikahan, dengan kubu seberang.

Seiring berjalannya waktu, di abad XX, mulai diadakan dialog-dialog untuk menjembatani perpecahan ini. Puncaknya yaitu pada 31 Oktober 1999 ini, ketika Hari Peringatan Reformasi ke-482, utusan Gereja Katolik dan Federasi Gereja Lutheran Sedunia menandatangani 'Deklarasi Bersama tentang Doktrin Pembenaran' di Augsburg, Jerman.

Deklarasi ini terdiri atas 44 poin yang mengupas ajaran pembenaran dari kedua pihak serta mencari kesepakatan di antaranya. Secara general, saya melihat intinya sebenarnya adalah bahwa manusia dibenarkan karena kasih karunia oleh iman. Adapun perbuatan baik yang dilakukan manusia adalah hasil dari pembenaran itu.

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efesus 2:8-9)

Dalam poin 15 deklarasi ini dikatakan:
"Kami bersama-sama mengakui:  hanya oleh anugerah, dalam iman akan karya penyelamatan Kristus dan bukan karena perbuatan kita, kita diterima oleh Allah dan diterima oleh Roh Kudus, yang memperbaharui hati kita serta memampukan dan memanggil kita untuk perbuatan-perbuatan baik."

Deklarasi ini membahas pandangan kedua pihak selama ini.

Poin 20:
"Ketika Katolik mengatakan bahwa manusia “turut bekerja sama” dalam mempersiapkan dan menerima pembenaran melalui persetujuannya akan  karya Allah yang membenarkan, mereka melihat persetujuan pribadi seperti itu sebagai akibat dari anugerah, bukan sebagai tindakan yang muncul dari kemampuan batin manusiawi."

Poin 21:
"Menurut ajaran Lutheran, manusia tidak mampu untuk turut mengusahakan keselamatannya, sebab sebagai orang berdosa, mereka dari dirinya sendiri melawan Allah dan tindakan keselamatan-Nya. Kalau mereka menekankan bahwa manusia hanya dapat menerima (secara pasif) pembenaran, melaluinya mereka mau menyatakan bahwa tidak ada kemungkinan manusia untuk turut serta membantu usaha pembenarannya, namun tidak menolak bahwa orang-orang percaya sepenuhnya terlibat secara pribadi dalam iman mereka, yang muncul karena Firman Allah."

Selanjutnya, terjadi juga rekonsiliasi. Kedua pihak masing-masing mengangkat kutuk mereka satu sama lain, seperti yang jelas dalam poin 41 dan 42 deklarasi ini.

Lalu bagaimana kelanjutannya? Respon yang diperoleh dari deklarasi ini tentunya ada yang positif dan ada yang negatif. Sebagian besar gereja di seluruh dunia telah menerima deklarasi bersama ini. Mereka yang memberikan respon negatif, sejauh pengamatan saya, hanya menyerang bagian-bagian dalam deklarasi ini tanpa memberikan komentar mereka sendiri; dan tampaknya sikap negatif mereka hanyalah karena berdasar pada ketidaknyamanan semata.

Kedua pihak sudah mulai terbuka menerima satu sama lain. Lalu kenapa kita tidak? Kita sama-sama mengakui bahwa keselamatan kita semata hanya karena anugerah dari Tuhan oleh iman kita kepada Yesus Kristus, dan oleh iman itulah kita melakukan perbuatan-perbuatan baik yang disiapkan Allah sebelumnya untuk kita lakukan. (bdk. Efesus 2:10)

Sudahlah merupakan bagian kita juga untuk saling menerima satu sama lain dalam anugerah itu. Memang sangat sulit menyatukan kembali Katolik dan Protestan ini dalam satu Kristen universal; perpecahan itu memang merupakan produk sejarah yang hasilnya kita kecap sampai sekarang. Tapi bukan tidak mungkin kalau kita terbuka menerima satu sama lain, menyadari bahwa mereka pun telah menerima anugerah keselamatan itu oleh iman mereka kepada Yesus. 12 tahun sudah deklarasi ini dan kita pun terus berharap kesatuan tubuh Kristus itu bisa terwujud, sama seperti yang telah didoakan Tuhan Yesus dulu.

Selamat mengusahakan kesatuan itu. Tuhan Yesus memberkati.

Referensi: dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: