Sudah beberapa tahun terakhir saya sering mendengar pertanyaan serupa dari teman-teman menjelang Kamis, 40 hari setelah Paskah tiap tahunnya.
Mengapa kita merayakan Natal?
Tentu saja, karena Natal adalah suatu awal karya penebusan, dimana Juruselamat pertama kali hadir di dunia.
Mengapa kita memperingati kematian Kristus dan merayakan kebangkitannya?
Justru di situlah inti kekristenan. Kita memperingati karya penebusan dan merayakan kemenangan yang luar biasa!
Tapi kenaikan Tuhan Yesus, mengapa kita harus memperingatinya? Bukankah jauh lebih meriah kalau kita cukup memperingati hari Pentakosta saja, dimana Roh Kudus turun dan menjadi sejarah awal mula Gereja?
"Saya tidak melihat ada kesan celebration pada peringatan hari kenaikan, sehingga hari itu harus dirayakan atau diperingati. Bukankah cukup dihayati saja, tidak usah sampai dijadikan hari libur begitu?" kata seorang teman.
Tapi berbeda dengan saya. Secara pribadi, saya melihat ada beberapa makna khusus dalam peringatan hari kenaikan sehingga momen itu patut diperingati.
Jika dilihat dari konteks sejarahnya, memang tidak ada bukti tertulis ditemukan tentang alasan Gereja memperingati hari ini, walaupun peringatan hari kenaikan ini memang sudah diperingati sejak zaman Gereja Perdana. Walaupun demikian, saya akan mengutarakan opini saya secara pribadi melalui tulisan ini, tentang mengapa kita, sebagai Orang Kristen patut memaknai hari kenaikan ini.