Selasa, 05 Februari 2013

Karier: Panggilan atau Pilihan? (Ulasan Buku)



Judul: Karier: Panggilan atau Pilihan?
Judul Asli: The Fabric of this World
Penulis: Lee Hardy
Penerjemah: Paul Hidayat
Tambahan bahan diskusi: Paul Hidayat
Penerbit: Yayasan Pancar Pijar Alkitab (d/h Persekutuan Pembaca Alkitab)
Tahun: 2009 (edisi asli 1990)
Klasifikasi: Kristen (praktik kehidupan sehari-hari)
ISBN: 979-3240-21-0
Seseorang dapat dikatakan menikmati hidup apabila ia dapat bersantai, tidak melakukan apapun yang melelahkan dirinya. Masalahnya, dengan kondisi seperti ini, manusia tidak selamanya dapat menikmati hidup karena ia harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya itu sendiri. Jika ia tidak bekerja, dari mana ia memperoleh penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya? Tetapi, jika manusia bekerja, kembali lagi, ia akan berjerih lelah dan tidak akan sempat menikmati hidupnya. Itulah paradoks kerja. Tidak heran jika para filsuf zaman dulu menganggap bekerja sebagai “kutukan dari para dewa.”

Pandangan ini kemudian menjadi akar yang mempengaruhi sikap manusia selanjutnya terhadap kerja, termasuk mempengaruhi pandangan Gereja, hingga paling tidak sekitar zaman Renaissance. Terbentuklah biara-biara yang mengundang siapa saja yang sanggup meninggalkan keduniawian, termasuk meninggalkan pekerjaan, untuk bergabung ke biara. Mereka yang menjadi biarawan atau biarawati dianggap memiliki derajat lebih tinggi daripada mereka yang bekerja di luar.
Pandangan ini kemudian berubah sejak masa Reformasi Gereja, yang terus berevolusi lagi hingga masa Revolusi Industri. Orang mulai meninggalkan kehidupan membiara dan mementingkan pekerjaan, baik mengabdikan dirinya sebagai buruh, atau bagi mereka yang lebih beruntung, menanamkan modalnya ke pabrik. Tetapi pada masa ini pun keadilan sosial masih belum terwujud, dimana terbentuk kelas baru: kapitalis dan buruh.
Akibat dari terbentuk dan semakin menjamurnya industri, teori manajemen pun mulai berkembang. Frederick Taylor mengembangkan teori manajemen ilmiah untuk mengorganisir kerja buruh agar lebih efisien. Tetapi, teori ini banyak dikecam karena menganggap manusia tidak lebih hanya sebagai robot yang pekerjaannya diatur secara monoton. Akhirnya, mulailah muncul teori-teori manajemen yang mengedepankan kemanusiaan, termasuk teori-teori motivasi untuk memotivasi para pekerja.
Bagaimana dengan pandangan Kekristenan terhadap konsep kerja? Dalam buku ini, Lee Hardy menekankan bahwa bekerja bukan semata untuk mencari nafkah dan mencukupi kebutuhan hidup saja, tetapi lebih dari itu, bekerja adalah untuk menggunakan talenta yang telah diberikan Tuhan kepada kita bagi masyarakat dimana kita hidup. Dengan demikian, jika digali dari prinsip Alkitab, bekerja tidak lagi menimbulkan konflik batin: apakah pekerjaan saya terpisah dari kehidupan spiritual saya?
Dalam perkembangan zaman sekarang, dilema kerja ternyata tidak hanya dihadapi oleh para pekerja, tapi juga para pemberi kerja itu sendiri. Seorang manajer sumber daya manusia yang ingin menerapkan prinsip kekristenan dalam manajemennya pasti akan memiliki dilema: apakah saya harus mengedepankan kesejahteraan pekerja dengan mengorbankan profit perusahaan atau mengutamakan profit dan mengeksploitasi para pekerja? Lee Hardy memberikan jawabannya dalam buku ini.
Buku ini sangat cocok baik bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan, sedang bekerja ataupun bagi mereka yang mempekerjakan orang lain. Walaupun ditulis tahun 1990 dengan konteks masyarakat Amerika, tapi isi buku ini masih sangat relevan diterapkan hingga zaman sekarang di Indonesia. Terlebih lagi, untuk versi terjemahan Indonesia ini, penerjemah (Paul Hidayat) menambahkan pertanyaan-pertanyaan diskusi di akhir buku yang menuntun pembaca memahami isi buku ini dalam konteks Indonesia zaman sekarang.

Tidak ada komentar: