“Mintalah apa saja yang dikehendaki hatimu, maka itu akan
dikabulkan.”
Jika Anda dihadapkan pada hal semacam ini, apa yang Anda minta?
Kekayaan?
Tentunya setiap orang menginginkan hal yang satu ini. Siapa yang
tidak mau kaya? Dengan kekayaan, apapun bisa diperoleh. Sayangnya, kekayaan,
kalau tidak dikelola dengan baik, toh bisa habis juga. Kekayaan ada batasnya.
Umur panjang?
Ini juga termasuk permintaan yang paling umum diajukan. Dengan
hidup lebih lama, seseorang bisa merasa puas melakukan segalanya. Tapi apalah
artinya umur panjang kalau ia masih melihat kesengsaraan di depan matanya?
Hidup lebih lama berarti juga merasakan kepedihan dunia lebih lama. Pada
akhirnya, seseorang bisa menyesal hidup lebih lama lagi. Ternyata umur panjang
pun ada kekurangannya.
Kedudukan/jabatan?
Ini biasanya diminta oleh orang yang dalam hidupnya sudah terbiasa
dengan status “bukan sebagai bawahan.” Ia memperoleh jabatan, tapi bisa saja
kurang puas, lalu ingin jabatan yang lebih tinggi lagi. Hasratnya ingin terus
menguasai dan bukan dikuasai. Tapi apakah ini berarti segalanya? Ah, apalah
gunanya kedudukan kalau kita dibenci orang. Apalah gunanya jabatan tinggi kalau
masih juga mengalami masalah-masalah lain: sakit-sakitan, masalah keluarga, dan
sebagainya. Ternyata kedudukan juga bukan segalanya.
Kecerdasan?
Hmm, lumayan. Jarang ada orang yang minta kecerdasan. Biasanya
permintaan orang langsung spontan kepada ketiga hal di atas. Tapi, apakah
kecerdasan sudah berarti segalanya? Kecerdasan jika tidak dibarengi dengan
moral yang baik tidak ada gunanya juga. Bukankah para penjahat kerah putih
semuanya orang-orang cerdas? Kecerdasan ternyata bisa menjatuhkan juga. Juga,
kecerdasan otak tanpa kemauan bekerja sama juga nihil. Orang hanya mau berpikir
dan berpikir tapi tidak mau bekerja. Kecerdasan pun ada batasnya; otak manusia
ada batasnya.
Kesehatan?
Saya mulai tertawa. Anda hanya mau sehat fisik tapi kondisi
keuangan Anda tidak sehat? Hubungan Anda dengan orang lain tidak sehat? Ayolah!
Apa gunanya sehat kalau masih juga menghadapi masalah yang itu-itu.
Kebahagiaan?
Kali ini Anda mulai terlalu filosofis. Yah, tergantung bagaimana
definisi bahagia yang Anda maksudkan. Kalau Anda anggap bisa bahagia dengan
kondisi terkena penyakit kanker dan vonis sisa umur tinggal tiga minggu lagi,
ya silakan. Kebahagiaan itu relatif. Apa yang membuat Anda bahagia sekarang
belum tentu bisa membahagiakan Anda besok. Lagi pula, jangan meremehkan
kesedihan. Kadang, kesedihan juga perlu untuk membantu seseorang menilai
dirinya. Terlalu muluk kalau Anda hanya maunya bahagia terus setiap saat.
Lalu, apa lagi yang akan Anda minta? Kehabisan jawaban? Sepertinya
apapun yang Anda minta selalu akan ada batasnya.
Salomo menyadari jebakan macam ini. Ia baru diangkat menjadi raja;
jabatannya yang tertinggi di kerajaan. Wilayah kekuasaannya luas dan aman,
tidak ada lagi musuh atau kerajaan lain yang memerangi. Rakyatnya banyak dan
makmur. Ayahnya meninggalkannya dengan kekayaan yang melimpah. Kalau dipikir,
kurang apa lagi? Tapi, ia masih dihadapkan pada pertanyaan ini: “Apa yang kamu
minta?” Lalu, apa yang diminta Salomo?
Hikmat
Lebih tepatnya, hikmat untuk memutuskan hukum (1Raj. 3:9, 11).
Salomo menyadari, tidak ada gunanya ia memerintah kerajaan besar tapi akan
runtuh hanya karena ia tidak memiliki hikmat untuk mengambil keputusan dan
memerintah rakyatnya.
Hikmat tepat untuk segala kondisi. Hikmat bisa membantu Anda
mengelola kekayaan sehingga, walaupun kata orang kekayaan bisa habis, dengan
hikmat, Anda tidak mengalaminya. Hikmat juga bisa membantu Anda merasa berkecukupan
sekalipun Anda miskin. Dengan hikmat, Anda bisa melihat nilai hidup yang begitu
tinggi, baik ketika kondisi Anda masih muda, sudah lanjut usia, bahkan ketika
mendekati ajal sekali pun, Anda masih bisa menghargai hidup.
Anda cerdas? Tidak cukup kalau belum memiliki hikmat. Dengan
hikmat, Anda akan tahu menggunakan kecerdasan itu dengan baik. Atau mungkin
Anda juga tidak terlalu cerdas, sepanjang sekolah nilai Anda selalu pas-pasan,
hikmat juga bisa membantu Anda menjadi seorang manusia yang berguna dan bisa
diandalkan.
Anda lihat? Dari daftar permintaan-permintaan di atas, semuanya
memiliki batasan. Tapi dengan hikmat, semuanya sempurna. Bahkan, ketika Anda
tidak memiliki apapun, dengan hikmat Anda tetap bisa melihat indahnya makna
hidup ini.
“Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup…,” kata Hikmat (Ams. 8:35a).
Jadi, apa yang Anda minta?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar