Selasa, 28 Agustus 2012

Apa yang Anda Minta?


“Mintalah apa saja yang dikehendaki hatimu, maka itu akan dikabulkan.”

Jika Anda dihadapkan pada hal semacam ini, apa yang Anda minta?


Kekayaan?
Tentunya setiap orang menginginkan hal yang satu ini. Siapa yang tidak mau kaya? Dengan kekayaan, apapun bisa diperoleh. Sayangnya, kekayaan, kalau tidak dikelola dengan baik, toh bisa habis juga. Kekayaan ada batasnya.

Umur panjang?
Ini juga termasuk permintaan yang paling umum diajukan. Dengan hidup lebih lama, seseorang bisa merasa puas melakukan segalanya. Tapi apalah artinya umur panjang kalau ia masih melihat kesengsaraan di depan matanya? Hidup lebih lama berarti juga merasakan kepedihan dunia lebih lama. Pada akhirnya, seseorang bisa menyesal hidup lebih lama lagi. Ternyata umur panjang pun ada kekurangannya.

Kedudukan/jabatan?
Ini biasanya diminta oleh orang yang dalam hidupnya sudah terbiasa dengan status “bukan sebagai bawahan.” Ia memperoleh jabatan, tapi bisa saja kurang puas, lalu ingin jabatan yang lebih tinggi lagi. Hasratnya ingin terus menguasai dan bukan dikuasai. Tapi apakah ini berarti segalanya? Ah, apalah gunanya kedudukan kalau kita dibenci orang. Apalah gunanya jabatan tinggi kalau masih juga mengalami masalah-masalah lain: sakit-sakitan, masalah keluarga, dan sebagainya. Ternyata kedudukan juga bukan segalanya.

Kecerdasan?
Hmm, lumayan. Jarang ada orang yang minta kecerdasan. Biasanya permintaan orang langsung spontan kepada ketiga hal di atas. Tapi, apakah kecerdasan sudah berarti segalanya? Kecerdasan jika tidak dibarengi dengan moral yang baik tidak ada gunanya juga. Bukankah para penjahat kerah putih semuanya orang-orang cerdas? Kecerdasan ternyata bisa menjatuhkan juga. Juga, kecerdasan otak tanpa kemauan bekerja sama juga nihil. Orang hanya mau berpikir dan berpikir tapi tidak mau bekerja. Kecerdasan pun ada batasnya; otak manusia ada batasnya.

Kesehatan?
Saya mulai tertawa. Anda hanya mau sehat fisik tapi kondisi keuangan Anda tidak sehat? Hubungan Anda dengan orang lain tidak sehat? Ayolah! Apa gunanya sehat kalau masih juga menghadapi masalah yang itu-itu.

Kebahagiaan?
Kali ini Anda mulai terlalu filosofis. Yah, tergantung bagaimana definisi bahagia yang Anda maksudkan. Kalau Anda anggap bisa bahagia dengan kondisi terkena penyakit kanker dan vonis sisa umur tinggal tiga minggu lagi, ya silakan. Kebahagiaan itu relatif. Apa yang membuat Anda bahagia sekarang belum tentu bisa membahagiakan Anda besok. Lagi pula, jangan meremehkan kesedihan. Kadang, kesedihan juga perlu untuk membantu seseorang menilai dirinya. Terlalu muluk kalau Anda hanya maunya bahagia terus setiap saat.

Lalu, apa lagi yang akan Anda minta? Kehabisan jawaban? Sepertinya apapun yang Anda minta selalu akan ada batasnya.

Salomo menyadari jebakan macam ini. Ia baru diangkat menjadi raja; jabatannya yang tertinggi di kerajaan. Wilayah kekuasaannya luas dan aman, tidak ada lagi musuh atau kerajaan lain yang memerangi. Rakyatnya banyak dan makmur. Ayahnya meninggalkannya dengan kekayaan yang melimpah. Kalau dipikir, kurang apa lagi? Tapi, ia masih dihadapkan pada pertanyaan ini: “Apa yang kamu minta?” Lalu, apa yang diminta Salomo?

Hikmat
Lebih tepatnya, hikmat untuk memutuskan hukum (1Raj. 3:9, 11). Salomo menyadari, tidak ada gunanya ia memerintah kerajaan besar tapi akan runtuh hanya karena ia tidak memiliki hikmat untuk mengambil keputusan dan memerintah rakyatnya.

Hikmat tepat untuk segala kondisi. Hikmat bisa membantu Anda mengelola kekayaan sehingga, walaupun kata orang kekayaan bisa habis, dengan hikmat, Anda tidak mengalaminya. Hikmat juga bisa membantu Anda merasa berkecukupan sekalipun Anda miskin. Dengan hikmat, Anda bisa melihat nilai hidup yang begitu tinggi, baik ketika kondisi Anda masih muda, sudah lanjut usia, bahkan ketika mendekati ajal sekali pun, Anda masih bisa menghargai hidup.

Anda cerdas? Tidak cukup kalau belum memiliki hikmat. Dengan hikmat, Anda akan tahu menggunakan kecerdasan itu dengan baik. Atau mungkin Anda juga tidak terlalu cerdas, sepanjang sekolah nilai Anda selalu pas-pasan, hikmat juga bisa membantu Anda menjadi seorang manusia yang berguna dan bisa diandalkan.

Anda lihat? Dari daftar permintaan-permintaan di atas, semuanya memiliki batasan. Tapi dengan hikmat, semuanya sempurna. Bahkan, ketika Anda tidak memiliki apapun, dengan hikmat Anda tetap bisa melihat indahnya makna hidup ini.

“Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup…,” kata Hikmat (Ams. 8:35a).

Jadi, apa yang Anda minta?

Tidak ada komentar: